skip to main |
skip to sidebar
Posted by Saiful Assa
Monday, 30 July 2012
0 comments
- Makanlah sahur, sehingga membantu kekuatan fisikmu selama berpuasa; Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda : “Makan sahurlah kalian, sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat berkah. ” HR.’Al-Bukhari dan Muslim)
- “Bantulah (kekuatan
fisikmu) untuk berpuasa di siang hari dengan makan sahur, dan untuk
shalat malam dengan tidur siang ” (HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya)
- Akan lebih utama jika makan sahur
itu diakhirkan waktunya, sehingga mengurangi rasa lapar dan haus. Hanya
saja harus hati-hati, untuk itu hendaknya Anda telah berhenti dari makan
dan minum beberapa menit sebelum terbit fajar, agar Anda tidak
ragu-ragu.
- Segeralah berbuka jika matahari benar-benar telah tenggelam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
- “Manusia senantiasa dalam
kebaikan, selama mereka menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur . ”
(HR. Al-Bukhari, I\luslim dan At-Tirmidz)
- Usahakan mandi dari hadats besar sebelum terbit fajar, agar bisa melakukan ibadah dalam keadaan suci.
- Manfaatkan bulan Ramadhan dengan
sesuatu yang terbaik yang pernah diturunkan didalamnya, yakni membaca
Al-Qur’anul Karim. Sesungguhnya Jibril ‘alaihis salam pada setiap malam
di bulan Ramadhan selalu menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk
membacakan Al-Qur’an baginya. (HR. AL-Bukhari dan Muslim dari Ibnu
Abbas radhiallahu ‘anhu).Dan pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam ada teladan yang baik bagi kita.
- Jagalah lisanmu dari berdusta,
menggunjing, mengadu domba, mengolok-olok serta perkataan mengada-ada.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
- “Barangsiapa tidak meninggalkan
pevkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh terhadap puasanya
dari makan dan minum.” (HR. Al-Bukhari)
- Hendaknya puasa tidak membuatmu
keluar dari kebiasaan. Misalnya cepat marah dan emosi hanya karena sebab
sepele, dengan dalih bahwa engkau sedang puasa. Sebaliknya, mestinya
puasa membuat jiwamu tenang, tidak emosional. Dan jika Anda diuji dengan
seorang yang jahil atau pengumpat, jangan Anda hadapi dia dengan
perbuatan serupa. Nasihati dan tolaklah dengan cara yang lebih baik.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
- “Puasa adalah perisai, bila suatu
hari seseorang dari kama beupuasa, hendaknya ia tidak berkata buruk dan
berteriak-teriak. Bila seseorang menghina atau mencacinya, hendaknya ia
berkata ‘Sesungguhnya aku sedang puasa” (HR. Al- Bukhari, Muslim dan
para penulis kitab Sunan)
- Harus lebih sabar, syukur, dan ihklas
- Ucapan itu dimaksudkanagar ia
menahan diri dan tidak melayani orang yang mengumpatnya Di samping, juga
mengingatkan agar ia menolak melakukan penghinaan dan caci-maki.
- Hendaknya Anda selesai dari puasa
dengan membawa taqwa kepada Allah, takut dan bersyukur pada-Nya, serta
senantiasa istiqamah dalam agama-Nya. Hasil yang baik itu hendaknya
mengiringi Anda sepanjang tahun. Dan buah paling utama dari puasa adalah
taqwa, sebab Allah berfirman : “Agar kamu bertaqwa. “(Al-Baqarah: 183)
- Jagalah dirimu dari berbagai
syahwat (keinginan), bahkan meskipun halal bagimu. Hal itu agar tujuan
puasa tercapai, dan mematahkan nafsu dari keinginan. Jabir bin Abdillah
radhiallahu ‘anhu berkata : “Jika kamu berpuasa, hendaknya berpuasa pula
pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu dari dusta dan dosa-dosa,
tinggalkan menyakiti tetangga, dan hendaknya kamu senantiasa bersikap
tenang pada hari kama beupuasa jangan pula kamu jadikan hari berbukamu
sama dengan hari kamu berpuasa.”
- Hendaknya makananmu dari yang
halal. Jika kamu menahan diri dari yang haram pada selain bulan Ramadhan
maka pada bulan Ramadhan lebih utama. Dan tidak ada gunanya engkau
berpuasa dari yang halal, tetapi kamu berbuka dengan yang haram.
- Perbanyaklah bersedekah dan
berbuat kebajikan. Dan hendaknya kamu lebih baik dan lebih banyak
berbuat kebajikan kepada keluargamu dibanding pada selain bulan
Ramadhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang
paring dermawan, dan beliau lebih dermawan ketika bulan Ramadhan.
- Ucapkanlah bismillah ketika kamu
berbuka seraya berdo’a :”Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa, dan atas
rezki-Mu aku berbuka. Ya Allah terimalah daripadaku, sesungguhnya Engkau
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui “(44) (Lihat Mulhaq (bonus) Majalah
Al WaLul Islami bulan Ramadhan, 1390 H.hlm.38-40.)
- Memperbanyak melakukan berbagai
macam ibadah. Jibril’alaihis salam senantiasa membacakan Al-Qur’anul
Karim untuk beliau pada bulan Ramadhan; beliau juga memperbanyak
sedekah, kebajikan, membaca Al-Qur’anul Karim, shalat, dzikir, i’tikaf
dan bahkan beliau mengkhususkan beberapa macam ibadah pada bulan
Ramadhan, hal yang tidak beliau lakukan pada bulan-bulan lain.
- Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
menyegerakan berbuka dan menganjurkan demikian, beliau makan sahur dan
mengakhirkannya, serta menganjurkan dan memberi semangat orang lain
untuk melakukan hal yang sama. Beliau menghimbau agar berbuka dengan
kurma, jika tidak mendapatkannya maka dengan air.
- Nabi’shallallahu ‘alaihi wasallam
melarang orang yang berpuasa dari ucapan keji dan caci-maki. Sebaliknya
beliau memerintahkan agar ia mengatakan kepada orang yang mencacinya,
“Sesungguhnya aku sedang puasa.”
- Jika beliau melakukan perjalanan
di bulan Ramadhan, terkadang beliau meneruskan puasanya dan terkadang
pula berbuka. Dan membiarkan para sahabatnya memilih antara berbuka atau
puasa ketika dalam perjalanan. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam
pernah mendapatkan fajar dalam keadaan junub sehabis menggauli isterinya
maka beliau segera mandi setelah terbit fajar dan tetap berpuasa.
- Termasuk petunjuk Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam adalah membebaskan dari qadha’ puasa bagi orang yang
makan atau minum karena lupa, dan bahwasanya Allahlah yang memberinya
makan dan minum.
- Dan dalam riwayat shahih
disebutkan bahwa beliau bersiwak dalam keadaan puasa. Imam Ahmad
meriwayatkan bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
menuangkan air di atas kepalanya dalam keadaan puasa. Beliau juga
melakukan istinsyaq (menghirup air ke dalam hidung) serta berkumur dalam
keadaan puasa. Tetapi beliau melarang orang berpuasa melakukan
istinsyaq secara berlebihan. (Lihat kitab Zaadul Ma’ad fi Hadyi Khairil
‘Ibaad, I/320-338 )
- Puasa yang disyari’atkan adalah
puasanya anggota badan dari dosa-dosa, dan puasanya perut dari makan dan
mimum. Sebagaimana makan dan minum membatalkan dan merusak puasa,
demikian pula halnya dengan dosa-dosa, ia memangkas pahala puasa dan
merusak buahnya, sehingga memposisikannya pada kedudukan orang yang
tidak berpuasa.
- Karena itu, orang yang benar-benar
berpuasa adalah orang yang puasa segenap anggota badannya dari
melakukan dosa-dosa; lisannya berpuasa dari dusta, kekejian dan
mengada-ada; perutnya berpuasa dari makan dan minum; kemaluannya
berpuasa dari bersenggama.
- Bila berbicara, ia tidak berbicara
dengan sesuatu yang menodai puasanya, bila melakukan suatu pekerjaan ia
tidak melakukan sesuatu yang merusak puasanya. Ucapan yang keluar
darinya selalu bermanfaat dan baik, demikian pula dengan amal
perbuatannya. Ia laksana wangi minyak kesturi, yang tercium oleh orang
yang bergaul dengan pembawa minyak tersebut. Itulah metafor
(perumpamaan) bergaul dengan orang yang berpuasa, ia akan mengambil
manfaat dari bergaul dengannya, aman dari kepalsuan, dusta, kejahatan
dan kezhaliman.
- Dalam hadits riwayat Imam Ahmad
disebutkan : “Dan sesungguhnya ban (mulut) orang puasa itu lebih harum
di sisi AIlah daripada aroma minyak kesturi. “(HR. At-Tirmidzi dan ia
berkata, hadits hasan shahih gharib).
- Inilah puasa yang disyari’atkan.
Tidak sekedar nahan diri dari makan dan minum. Dalam sebuah menahan diri
dari makan dan minum”. Dalam hadits shahih disebutkan : “Barangsiapa
tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta serta kedunguan maka
Allah tidak butuh terhadap puasanya dari makan dan minum .(HR.
Al-Bukhari, Ahmad dan lainnya)
- Dalam hadits lain dikatakan :
Betapa banyak orang puasa, bagian dari puasanya (hanya) lapar dan
dahaga. ” (HR. Ahmad, hadits hasan shahih) (Dan ia menshahihkan hadits
ini.)
0 komentar:
Post a Comment